Setiap manusia mungkin pernah mengalami kejadian di masa lalu yang tidak menyenangkan di hati. Siapa sih manusia yang senang mendapatkan perlakuan buruk terlebih jika meninggalkan trauma yang mungkin saja membuat seorang individu susah untuk move on.
Saya banyak mendapatkan insight setelah menghadiri marathon webinar yang diselenggarakan oleh Ruang Pulih bersama Komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) dan juga Komunitas SEO Moms dimana para pemberi materi menyampaikan banyak hal yang masuk akal sesuai yang saya perhatikan di lingkungan sekitar selama ini.
Mungkin masa kecil saya terbilang bahagia dan tidak ada luka masa lalu namun ketika beberapa teman menceritakan banyak pengalaman mereka yang menyedihkan bersama orang tua, kakak maupun teman di masa kecil sungguh membuat saya prihatin.
Dulu saya tidak menyadari bahwa apa yang mungkin terjadi saat ini pada diri seseorang ternyata implementasi dari luka maupun belenggu kesedihan masa lalu yang belum terselesaikan. Dan salah satu belenggu masa lalu itu berasal dari inner child seseorang.
Inner Child adalah sebuah konstruksi mental, akumulasi dari pengalaman masa kecil. Sangat berguna dalam hal terapi. Berdamai dengan masa lalu, menyembuhkan luka batin, dan mengembangkan cinta di dalam diri (inner love).Meditasi seperti selimut lembut yang meresap ke dalam semua konstruksi mental untuk bisa melihatnya dengan jernih dan menyentuhnya dengan kasih. (Adi Prayuda ; Luka, Performa Bahagia hal. 139)
Siapa sih individu yang tidak ingin sehat secara mental. Tentu semua orang tak terkecuali ingin hidup tenang dengan mental yang sehat. Namun kita tidak bisa memilih takdir hidup jika memang Tuhan memberikan luka di masa kecil yang mungkin menimbulkan perih tak kunjung sembuh.
Yang bisa kita lakukan adalah berusaha melakukan reparenting atas inner child diri sendiri. Kita wajib memilih untuk hidup bahagia dan melepaskan belenggu masa lalu seburuk apapun itu.
Seperti yang Mas Adi Prayuda jelaskan dalam buku Luka Performa Bahagia, Mengenali Inner Child, Menemukan Jatidiri bahwa apabila kita sudah tidak sanggup lagi dengan emosi pribadi ketika mengenang masa lalu, maka ada baiknya melakukan proses pendinginan.
Jangan sampai kita dikuasai oleh emosi atau energi negatif namun sebisa mungkin kita yang mengambil alih emosi tersebut menjadi hal-hal yang produktif untuk disalurkan. Seperti yang disampaikan oleh Mas Adi Prayuda bahwa kita sering tidak bisa melihat diri sendiri dengan jernih, dan justru memerlukan bantuan orang lain.
Sebenarnya judul saya ini kok kebetulan related sekali dengan webinar yang materinya dibawakan oleh Bapak Anthony Dio Martin dimana secara tidak langsung mengajak kita para peserta untuk lepas dari belenggu masa lalu sebab hidup kita terlalu berharga.
Saya beberapa kali melihat teman-teman yang banyak menyesali masa lalu mereka. Misalnya saja ada perkataan yang keluar dari mulut mereka, "andai aku tidak sekolah di kampus A maka tentu saja aku bisa lebih berhasil dari sekarang", atau "andai aku tidak menikah dengan si B maka tentu aku bisa lebih bahagia dari sekarang". Bahkan secara tak langsung saya pun pernah berpikiran seperti teman-teman saya walau dari hal yang berlainan.
Namun tak ada gunanya meratapi hidup tanpa melakukan perubahan positif dari kita yang merasa paling malang di dunia. Kita manusia normal yang terkadang secara refleks mengingat masa lalu. Seperti kata Pak Anthony Dio Martin ada beberapa tanda bahwa sebenarnya kita belum 100% melupakan masa lalu, diantaranya:
- Memikirkan hal tersebut (kenangan pahit di masa kecil) secara berulang-ulang
- Masih sering menangis, marah dan terbersit keinginan membalas apabila teringat oleh kenangan masa lalu.
- Munculnya perasaan tak terkendali dalam diri seseorang yang memiliki kenangan menyedihkan atau menyakitkan di masa lalu.
Adanya proses healing atau penyembuhan atas inner child kita merupakan hal yang sangat penting. Milikilah harapan dalam hidup Anda.
Penutup
Kita tidak wajib harus melupakan masa kecil yang penuh luka batin ataupun kesedihan. Yang perlu kita lakukan adalah mengelola inner child atau reparenting yang ada di dalam diri kita dengan sebaik mungkin.
Mari pulih demi masa depan lebih baik. Caranya? Tentu saja dengan melepaskan belenggu masa lalu yang disebabkan oleh inner child.
Kadang kita lihat pengasuhan seseorang yang keras pada anaknya. ternyata semua itu akibat inner child yang dialami orang tersebut. Memang satu-satunya jalan adalah menyembuhkan inner child. Agar mengasuh anak tanpa emosi berlebihan
BalasHapusSetuju, tidak perlu menyalahkan masa lalu, yang utama mengelola inner child atau reparenting yang ada di dalam diri kita dengan sebaik mungkin untuk diri yang lebih baik lagi. Aku juga punya masa kecil bahagia, Mbak. Tapi isu inner child ini memang ada, dan suamiku sendiri juga mengalaminya
BalasHapusAku suka sekali sama statement mba Dian.
HapusSepakat sekali mba.
Fokus aja sama perbaikan diri. Walaupun memang isu itu ada.
Ikhtiar maksimal memperbaiki diri lalu serahkan kepada Allah untuk memudahkan kita dalam mengasuh anak-anak
Udah lama juga saya punya pikiran dan bertanya-tanya, apa saya ini punya inner child?
BalasHapusKarena saya sering ngomel dan moody orangnya.
Jangan sampai berimbas ke anak anak saya dan menularkan inner child baru pada mereka hiks.
Ah ya innerchild ini kadang mengganggu proses menjadi manusia dewasa ya mbak ..untung sekarang banyak metode terapi penyembuh ya semoga bisa dimanfaatkan bagi yang membutuhkan
BalasHapusPR besar banget memang untuk bisa lepas dari jeratan masa lalu. Aku pun masih berproses sampai sekarang. Ada masanya terasa enteng, tapi ada kalanya muncul lagi dan meledak, huhu.
BalasHapusAku masih berusaha untuk itu Mbak
BalasHapusMenuliskannya saja membuat saya hanya bisa menangis
Baca buku Luka Performa Bahagia bikin saya sakit kepala hebat karena menangis
Bener banget...inner child ini sering banget melekat didiri seseorang dan seseorang tersebut tidak menyadarinya sehingga bertumbuh dengan innerchild dan terbelenggu didalamnya.
BalasHapusMbaa sampai sekarang tuh aku blm selesai baca bukunya huhu. malah sempet dibaca sama adekku, masih blm bisa tenang mau baca buku pulih tuh. kmrn juga ikutan webinarnya dan masyaAllah super duper tercerahkan
BalasHapusAbis baca aku jadi flashback Mba, mengingat apa yang masih kusimpan yang membuatku kurang nyaman di masa sekarang. Sambil mengingat, ada kaitan dengan luka masa lalu atau hanya baper semata
BalasHapusHiks melepaskan belenggu masa lalu ya, noted. Inner child bukan untuk dihilangkan tetapi dikelola, reparenting. Tfs Mbak
BalasHapusInnerchild ini..memang sangat mengganggu kita menatapmasa depan kalau kita tidak bisa memgatasinya maka untuk itu kita perlukan healing untuk meleaskan segala luka masa lalu hanya menjadi kenangan yang tidak perlu disimpan
BalasHapus