Berbicara mengenai kematian seolah tiada habisnya tema yang diangkat. Kematian karena sempat mengidap penyakit berat, kematian tak terduga seseorang yang semasa hidupnya segar bugar sampai kematian yang sedang ramai dibahas saat ini, yaitu kematian karena wabah Covid-19.
Saya sendiri terus terang semenjak bulan Juli 2021 ini ketika angka kasus kematian yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 meningkat, selalu timbul rasa was-was tanpa alasan yg jelas.
Namun akhirnya saya pun sadar bahwa was-was tidak akan memberi solusi apabila tidak disertai ikhtiar dan juga kepasrahan kepada Allah SWT.
Kematian merupakan misteri yang hanya digenggam oleh Allah SWT dan setelah kepergian seseorang tersebut, barulah kita tersadar bahwa dia sebenarnya sudah menujukkan tanda-tanda akan pergi meninggalkan dunia yang fana ini.
Dalam kesempatan kali ini saya dipertemukan lagi dengan kelas menulis #Nulisyuk yang diprakarsai oleh Jee Luvina, seorang penulis buku sekaligus juga mentor di beberapa kelas kepenulisan.
Suatu kehormatan bagi saya yang masih terbilang newbie ini untuk bisa bersama-sama teman satu komunitas menghasilkan sebuah buku dengan cara menulis beramai-ramai. Tentu saja banyak sekali kelebihan yang dimiliki ketika kita memutuskan menulis buku antologi, antara lain:
- Tema yang ditentukan biasanya hanya satu saja
- Deadline lebih cepat dikarenakan hanya ada satu tema
- Tidak butuh waktu lama untuk menulis draft naskah antologi
Judul Buku : Menutup Mata
Penulis : Peserta kelas #nulisyukbatch37
Penerbit : Motivaksi Inspira
ISBN : 978 - 623 - 92664 - 2 - 4
Tahun Terbit : 2020 (Cetakan Pertama)
Sebenarnya menulis juga merupakan salah satu self healing bagi Anda yang mungkin sedang ditinggal pergi teman, saudara ataupun kerabat dan berpisah di dunia yang berbeda. Di buku ini ada beberapa bab yang merupakan tulisan 49 penulis, dengan judul antara lain:
- Penantian Akhir
- Tak Mengenal Waktu
- Leukimia Itu Telah Merenggutnya
- Diiringi Duka
- Tetap Hidup dalam Pandanganku
- Sebelum Menutup Mata
- Lambaian Terakhirku
- Sepuluh Ampul Adrenalin
- Senyum Penutup
- Belajar dari Kehilangan
- Firasat
- Luka Terdalam
- Empat Puluh Satu
- Setelah Gebyar Pesta
- Sepucuk Amplop Duka
- Hadiah Kemuliaan Terakhir
- Ayahku Bukan Sempurna
- Penyesalan
- Satu Pekan Bersama Adri
- Selamat, Tinggal...
- Napas Terakhir
- Nadir
- Kepada-Nya lah Kami Kembali
- Seruangan Dengannya
- Diujung Senyuman
- Senyum itu Kesabaranmu
- Ia Akan Mendatangimu
- Kepergian Hawa
- Ilmu dan Kematian
- Bias Khalifah Hatiku
- Darinya Aku Belajar
- Lebaran Terakhir
- Ajal Tak Mengenal Usia
- Rasa yang Tersisa
- Hati ini Hanya Rindu
- Hanya Sesaat Dalam Pelukan
- Kepergian Cinta Pertamaku
- Tegar
- Mbah Bapak, Jiwamu Abadi
- Kembali ke Sang Pemilik
- Kematian yang Menghampiri
- 59 Detik Terakhir
- Ia Pasti Datang!
- Pergi di Hadapanku
- Istirahatalah Ayah, Kami Ikhlas
- Separuh Jiwaku Pergi
- Selamat Jalan Ibu
- Panggilan-Nya Selalu Mengingatkan
- Pesan Kematian
Ketika buku ini tiba di rumah, yang saya lakukan setelah membuka bungkusnya adalah tentu saja pergi ke halaman daftar isi. Betapa bergetar hari saya membaca 49 judul yang merefleksinya penulisnya berhadapan dengan ruh yang akan, telah atau bahkan sudah pergi menghadap Tuhan.
Mungkin jika waktu telah berlalu lama ditinggal pergi oleh keluarga atau pasangan halalmu, banyak orang berkata "tidak terasa sudah sekian tahun saja berlalu". Namun tahukah kalian bahwa orang yang ditinggal pergi selama-lamanya dari dunia oleh keluarganya pasti melalui masa-masa yang penuh jalan terjal dan berliku sehingga mungkin waktu terasa lama baginya.
Penutup
Akhir kata saya hanya ingin mengatakan kepada kalian bahwa kematian merupakan proses yang harus dijalani oleh setiap manusia untuk kembali kepada Penciptanya.
Hanya saja cara menerima kenyataan itu pun berbeda-beda terhadap seseorang yang meninggalkan kita untuk selama-lamanya di dunia ini
Maka dari itu dengan membaca buku ini bisa memberikan kalian sedikit pencerahan bahwa mungkin bisa saja kalian merupakan satu dari 49 orang yang ditinggal mati oleh orang-orang terkasih.
Wow 49 Bab yang dalem banget ya. Jadi pengen baca, sepertinya menarik buat jadi obt penenang.. Apalagi di maaa pandemi ini banyak kabar duka dan beberapa rekan berpulang :(
BalasHapusWah jadi penasaran baca bukunya langsung. Kisah 49 penulis yang menarik, baca sub judulnya juga udah kebayang pasti banyak pesan moralnya di dalamnya
BalasHapusTerutama bulan Juli kemarin ya, Mbak..benar-benar bikin cemas dan parno berlebihan. Berita kematian terdengar setiap hari. Namun, was-was terus menerus memang tidak menyelesaikan masalah. Malah bikin imun turun karena stres. Menarik sekali ya tema yang diangkat dalam buku ini dg 49 judul yang pastinya sarat makna...selamat, ya, Mbak..semoga bisa terbit buku berikutnya :)
BalasHapusWah Patut di coba ini, tuk koleksi buku berjudul "Tutup Mata" sepertinya seru apalagi di tengah Pandemi gini, kadang suka bosan di rumah aja, makanya perlu bacaan yg greget yg membuat bersemangat.
BalasHapusWah asyiiik, ada buku baru lagi ya mbak, apalagi temanya mengingatkan kita kepada momen yang setiap orang akan melaluinya
BalasHapus