Sop Djanda bukan berarti sop tersebut diracik oleh seorang janda yah gaes. Disinilah letak strategi marketing sekaligus sejarah berdirinya suatu tempat makan atau sejarah sebuah makanan itu terhidang. Saya sendiri penasaran kenapa disebut Sop Djanda sampai akhirnya saya mencari melalui internet donk pastinya. Hari gini tidak pakai internet untuk mencari asal muasal sesuatu hal? Ah rugi! wkwkwkw
Sop Djanda sendiri sebenarnya bukan kuliner asli Surabaya melainkan dari Jawa Barat, lebih tepatnya perpaduan Jakarta dan Sunda. Sebab ternyata Sop Djanda merupakan singkatan dari Djakarta Soenda dan lebih populer dengan Djanda. Menurut saya sih lebih menjual ya DJANDA-nya karena pengunjung akan penasaran dengan penampakan sop tersebut.
Berbicara Asal Usul Sate Maranggi dan Sop Djanda
Ketika saya mengunjungi suatu tempat makan yang unik, maka biasanya saya browsing terlebih dahulu menu-menu yang disediakan. Hal tersebut agar saya tidak kecewa saat sudah datang ke tempat makan tersebut. Saya sendiri termasuk orang yang tidak suka makan neko-neko alias menu yang aneh gitu.
Iya kalau menu makanan itu cocok dengan lidah saya, kalau tidak cocok yang ada malah terbuang sia-siang. Mubazir donk jadinya sudah beli mahal-mahal ternyata tidak cocok. Sebenarnya saya dan suami sudah lama ingin pergi ke rumah makan Sop Djanda dan Sate Maranggi ini namun entah kenapa selalu saja tidak pernah kesampaian. Hingga akhirnya entah moment apa gitu, saya nyeplos gitu aja ingin ke Sate Maranggi dan diamini oleh suami.
Sate Maranggi sendiri sebenarnya berasal dari Purwakarta, sebuah kota di Jawa Tengah. Setelah saya mencari asal usul mengapa Sate Maranggi sering saya dengar tapi lupa entah dimana, ternyata Sate ini merupakan salah satu kuliner kaki lima favorit versi CNN. Wow, keren banget yak! Gak rugi donk saya dan suami sempat mencicipi lezatnya sate ini.
Ternyata oh ternyata Sate Maranggi ini pernah disantap oleh Presiden Joko Widodo di tahun 2016 ketika menghadiri pertemuan dengan sejumlah CEO di Korea Selatan. Wah, ternyata sate ini sudah go international yah!
Keunikan dari Sate Maranggi ini adalah disajikan dengan tidak menggunakan bumbu kacang namun hanya dengan bumbu kecap dan irisan tomat serta cabe. Menurut saya justru menimbulkan sensasi segar karena ada irisan tomatnya. Kalau pedas jangan ditanya sebab memang ada pedas-pedasnya ya ketika menyantap Sate Maranggi itu. Sate Maranggi sendiri terbuat dari daging kambing yang potongannya besar-besar sih menurut saya jadi makan lima tusuk saja sudah kenyang.
Lalu Sop Djanda yang merupakan kepanjangan dari Djakarta Soenda ini berisi daging sapi dan juga beberapa tulang sapi yang tujuannya dicampur dalam hidangan adalah untuk menambah aroma dari sop itu sendiri.
Daging dari Sop Djanda ini sendiri menurut saya pribadi empuk ya dan lebih terasa nikmat apabila cara makannya dengan nasi lalu ditambahkan dengan Sate Maranggi. Ada gurih-gurihnya dan juga ada manis-manisnya karena kecap yang tercampur di Sate Maranggi.
Suasana Rumah Makan Sop Djan dan Sate Maranggi Rungkut Madya Surabaya
Nuansa Betawi kental sekali ketika kita memasuki rumah makan ini. Bahkan gelas untuk minumnya saja seperti gelas Babenya si Doel Anak Betawi yaitu terbuat dari seng yang bermotif hijau dan ukurannya jumbo banget.
Kursinya pun ada yang terbuat dari rotan dan hiasan-hiasan adat Betawi juga nampak di dalam rumah makan. Karena masih pandemi jadinya pengunjung tetap harus mematuhi protokol kesehatan dengan duduk yang diberi jarak satu dengan lainnya.
Overall saya cukup puas makan Sop Djanda dan Sate Maranggi. Harganya pun menurut saya bersahabat di kantong. Kami makan berdua dengan menu 1 porsi Sop Djanda, 1 porsi Sate Maranggi atau setara dengan 10 tusuk, 2 porsi nasi putih serta dua gelas es teh manis menghabiskan biaya Rp. 85.000,- Tidak sampai seratus ribu kan! Dan itupun sudah kenyang banget karena potongan daging satenya tebal.
Kesimpulan
Untuk Anda yang ingin mencoba kuliner berbeda dari yang biasanya, kuliner bukan khas Suroboyo, bisa datang ke Sop Djanda dan Sate Maranggi. Lokasinya cukup strategis sih ya menurut saya karena dekat dengan jalan MERR yang bisa menghubungkan ke Sidoarjo maupun ke arah Kenjeran Surabaya.
Untuk kalian yang membawa kendaraan mobil maupun sepeda motor jangan kuatir karena lahan parkir rumah makan ini cukup luas sampai masuk ke dalam halamannya. Tentu saja nanti parkir akan dibantu oleh tukang parkir sehingga tidak perlu takut tidak kebagian tempat.
Selamat berkuliner!
Posting Komentar untuk "Mencicipi Sate Maranggi dan Sop Djanda di Surabaya"